Dalam menafsirkan surat al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui
Ada beberpa pendapat sahabat dan Ulama Tafsir dalam menfsirkan ayat di atas:
Dalam kitab Tafsir al-Qur’an al-Adzim jilid I hal 91-93 Ibnu Katsir mengemukakan beberapa pendapat dari Sahabat, Tabiin an para ulama:
1. Ibnu Abbas berkata, “Yang pertama menempati bumi adalah bangsa jin, lalu mereka berbuat kerusakan dan saling membunuh, lalu Allah mengutus Iblis membunh mereka dan bangsanya hingga mereka terpojok ke daerah-daerah pegunungan dan laut. Kemudian Allah menciptakan Adam untuk ditempatkan di muka bumi.
2. Abu Ja’far al-Rozi meriwayatkan dari al-Rabi’ bin Anas dsri Abu al-Aliyah saat menafsirkan ayat di atas berkata, “Allah menciptkan malaikat di hari Rabu, meciptakan jin di hari Kamis, dan menciptakan manusia di hari Jum’at. Lalu bangsa jin melakukan kerusakan, maka para malaikat turun memerangi mereka. Oleh karena itu, malaikat mengetahui sifat mereka yang melakukan kerusakan, sehingga ketika Allah akan menciptakan manusia, bertanya: “Apakau Engakau akan menciptakan orang yang akan melakukan kerusakan di permukaan bumi?”
3. Mujahid dan Abdullah bin Amr berkata, “Jin dan keturunannya tinggal di bumi 2000 tahun sebelum diciptakannya Adam, mereka melakukan kerusakan di bumi dan saling membunuh, lalu Allah mengutus tentara dari bangsa Malaikat dan memerangi mereka hingga mereka terpojok di lautan, oleh karena itu malaikat bertanya hal itu saat Allah akan memberitahu akan menciptkan manusia.
4. Mubarok bin Fadholah dari al-Hasan berkata, “Allah berkata kepada malaikat bahwa Dia akan menciptkan khalifah di atas bumi, lalu Allah memberitahu bahwa sifat manusia yang akan diciptakannya begini dan begini, kemudian Malaikat bertanya: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Pendapat in juga didukung oleh Qotadah dan Abdurrozak bin Ma’mar
5. Ibnu Jarir berkata:, “Timbulnya pertanyaan malaikat tersebut setelah Allah memberitahu malaikat tentang sifat manusia dan Allah mengizinkan malakat untuk bertanya. Lalu Allah menjawab "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”
Sedangkan Musrhofa al-Maraghi dalam kitabnya “Tafsir al-Maraghi” mengemukakan dua pendapat utama, yakni:
1. Pendapat Ulama Mutaqoddimin (Salaf): menyerahkan perkara ini kepada Allah dalam hal maksud dan tujuan ayat ini, sambil meyakini bahwa Allah tidak menceritakan sesuatu kecuali agar kita dapat mengambil pelajaran untuk kebaikan akhlak dan amal kita. Setidaknya, dari ayat tersebut memberikan hikmah sebagai berikut:
1. Agar manusia berserah diri dan tidak terlalu sibuk mencari rahasia dibalik penciptaan Allah, karena Malaikat sebagai makhluk paling taat dan dekat pada Allah saja tidak mampu mengetahuinya, apalagi kita.
2. Agar manusia tunduk pada Allah, karena Allah-pun menginginkan agar malaikat tunduk pada keputusan Allah dengan jawabannya “Sesungguhnya Aku mengetahui apa-apa yang kamu tidak ketahui”
3. Allah mengizinkan makhluknya untuk bertanya dan encari jawaban suatu hikmah dari penciptaan, lalu menyerahkannya kepada Allah agar mendapat ilmu yang berguna
4. Sebagai hiburan bagi Nabi, karena Nabi menghadapi pendustaan dan pertanyaan serta perdebatan dari Kuam Musyrikin atas risalah Nabi. Demikian juga halnya Allah yang mendapat pertanyaan dari Malaikat. Bila Allah saja ditanya Malaikat, apalagi Nabi yang ditanya dan didebat oleh manusia )kaum Musyrikin)
2. Pendapat Ulama Mutaakhirin (Kontemporer):
Pertanyaan yang diajukan Malaikat kepada Allah adalah karena mereka ingin mengetahui hikmah dibalik penciptaan. Dan Allah menjawab bahwa Allah menyimpan segala hikmah dalam penciptaan tersebut. (pendapat ini merupakan pendapat Rasyid Ridho)
Dengan demikian, dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1. Memang sebelum Adam as (bangsa manusia) diciptakan, sudah ada makhluk Allah yang menempati bumi, yakni bangsa jin. Mereka melakukan kerusakan, sehingga ketika Allah memberitahu para malaikat bahwa Allah akan menciptakan khlaifah di atas bumi, para Malaikat pun mengajukan pertanyaan seperti yang tersebut adalam ayat tersebut.
2. Timbulnya pertanyaan yang diajukan malaikat kepada Allah "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" dapat dikarenakan dua hal:
1. Malaikat mengetahui sifat makhluk sebelumnya yakni jin yang tinggal di bmi dan mereka berbuat kerusakan di atas bumi. Sehingga saat Allah memberitahu akan menciptakan khlafiah, malaikat mengajukan pertanyaan tersebut
2. Saat Allah memberitahu bahwa Dia akan meciptkan manusia, Allah memberitahu juga kepada malaikat bahwa sifat dan kelakuan manusia akan melakukan kerusakan dan pembunuhan, sehingga malaikat mengajukan pertanyaan tersebut
3. Manusia pertama adalah Adam, dan manusia adalah anak keturunan Adam. Sebagaimana hadits-hadits Nabi saw menjelaskan hal itu, di antaranya:
عن ابن عمر أن رسول الله صلى الله عليه وسلم خطب بمكة فقال : " يأيها الناس إن الله قد أذهب عنكم عَيْبَة الجاهلية وتعاظمها بآبائها . فالناس رجلان : رجل بَرّ تَقِيّ كريم على الله ، وفاجر شقيّ هيّن على الله . والناس بنو آدم وخلق الله آدم من تراب
Dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah saw berkhutbah di Makkah dan bersabdam “Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya Allah telah menghilangkan kebanggaan jahiliyyah dan nenek moyangnya. Maka manusia hanya dua; orang baik, bertaqwa dan mulia di sisi Allah, dan orang sengsara dan hina di sisi Allah. MAnusia adalah anak keturunan Adam, dan Allah menciptakan Adam berasal dari tanah” (HR: Tirmidzi)
عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « الناس ولد آدم وآدم من تراب »
Dari Abi Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda, “Manusia adalah anak keturunan Adam, dan Adam berasal dari tanah”.